Deni Junaedi, Di Depan Mooi Indie Terbuka, 2007, cat minyak di kanvas, 70 x 100 cm
Seniman-seniman Eropa yang datang ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda abad ke-19 hanya tertarik pada keindahan alam Indonesia. Mereka melukis ketenangan pemandangan alam atau eksotisme rakyat Indonesia. Beberapa pelukis pribumi juga terpengaruh dengan cara pandang demikian, antara lain Abdullah Suryosubroto. Pelukis nasionalis S. Soedjojono mengkritiknya dengan sebutan lukisan mooi indie. Soedjojono menolak lukisan yang hanya mengeksploitasi keindahan Indonesia untuk dijual kepada para turis, karena sebenarnya bangsa Indonesia dipenuhi oleh penderitaan akibat penjajahan. Ia pun melukis orang-orang miskin atau pelacur sebagaimana dalam lukisan Di Depan Kelambu Terbuka.
Rasanya sungguh menarik ketika dua lukisan yang saling bertentangan itu digabungkan
Rasanya sungguh menarik ketika dua lukisan yang saling bertentangan itu digabungkan
S. Soedjojono, Di Depan Kelambu Terbuka
Abdullah Suryosubroto, Gunung dan Sawah
No comments:
Post a Comment